Apabila
telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia
mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya
bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya.
Jika dibiasakan dengan hal-hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan
kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala.
Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal
buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya
juga ikut memikul dosa karenanya.
Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua
dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan
pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian
dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai
berikut:
• Hendaknya anak dididik agar makan dengan
tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan
tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian
cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.
• Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam
makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke
dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan
sampai mengotori pakaian.
• Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah
dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak
menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu
banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk
mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.
• Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang
lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak
terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia
melepaskannya.
• Sangat disukai jika ia memakai pakaian
berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa
sutera itu hanya untuk kaumwanita.
• Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera,
maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan
pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan
hal-hal ini.
• Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan
anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini
dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan
yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki
akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat
dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang
demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini
mungkin kepada mereka.
• Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al
Qur’an dan buku-buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur’an dengan
tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia
juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang
shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan
menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham
Asy’ariyah, Mu’tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid’ah lainnya agar
tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak
ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
• Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta
gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati
dan jiwa.
• Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan
mengahafal syair-syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan
kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.
• Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan
akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat
membahagia-kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan
di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.
• Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka
hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya.
Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan
meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang
demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.
• Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan
dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar,
kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan
perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika
berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.
• Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari
karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam
hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan
aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya
kondisi badan.
• Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang
mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam
kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu
lama tidur dan kurang gerak.
• Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan
sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya
keyakinan bahwa itu tidak baik.
• Biasakan agar anak melakukan olah raga atau
gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki
ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak
mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.
• Jangan biarkan anak terbiasa melotot,
tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang
membangggakan diri.
• Melarangnya dari membangga-kan apa yang
dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan.
Biasakan ia ber-sikap tawadhu’, lemah lembut dan menghormati temannya.
• Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki)
agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya.
Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan,
melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.
• Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik
temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela,
kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap
tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah
perbuatan mulia dan terhormat.
• Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah
majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi
sesama muslim dan banyak menguap.
• Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk
lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk
dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian
cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.
• Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali
yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.
• Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik
sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.
• Dia juga harus dicegah dari perkataan keji
dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul
dengan orang-orang yang suka melakukan hal itu.
• Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani
dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian
akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.
• Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan
yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai
belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.
• Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun
maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan
bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika
telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah-perintah.
• Biasakan anak-anak untuk bersikap taat
kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya
lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa
mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).
Demikian adab-adab yang berkaitan dengan
pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di
atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di
antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar